Review Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Kamis, 18 Juni 2020

|
1.    Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia karena bisa mengatasi keberagaman dalam masyarakat Indonesia dengan sifat tetap toleran terhadap banyaknya perbedaan yang ada. Pancasila sebagai dasar negara tidak menghapus perbedaan tetapi bisa merangkum semua menjadi satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam “Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Pancasila merupakan dasar ideologi-ideologi negara di Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua kata yaitu panca yang berarti lima dan sila yang mempunyai definisi prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar yang berlaku di Indonesia, memiliki banyak nilai yang terkandung di dalamnya. 

 2. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar negara.

Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar negara disebabkan sistem hukum yang termuat dalam Badan Pancasila bisa dibilang tidak sempurna, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan yang berlaku tidak adil kepada masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin akibat sistem kapitalis yang diterapkan oleh Indonesia.

Di Konstituante, tokoh-tokoh Islam sengit menentang Pancasila dan mengajukan Islam sebagai dasar negara. Pada pidato pertama di Konstituante 12 November 1957, tokoh Masyumi Mohammad Natsir mengatakan, sejak dulu cita-cita politik Masyumi adalah menjadikan Islam sebagai dasar negara.
“Bukan semata-mata karena umat Islam golongan terbanyak di kalangan rakyat Indonesia seluruhnya kami memajukan Islam sebagai dasar negara, tetapi berdasarkan kepada keyakinan kami, ajaran-ajaran Islam yang mengenai ketatanegaraan dan masyarakat dapat menjamin hidup keragaman atas saling menghargai antara berbagai golongan di dalam negara,” terang Natsir. Dengan bahasa yang indah, Natsir menggambarkan keinginan umat Islam, “kalau pun besar tidak melanda. Kalau pun tinggi malah melindungi”.
Dalam pidato itu Natsir juga mengeritik Pancasila sebagai gagasan yang bersumber dari hasil penggalian manusia, yang tidak bersumber pada agama.
“Kalaupun ada “Sila Ketuhanan”, sumbernya adalah sekular, laadiniyah, tanpa agama,” tegasnya. Bagi umat Islam, ujar Natsir, menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, ibarat melompat dari bumi tempat berpijak ke ruang hampa, vacuum, tak berhawa. Itu disebabkan karena Pancasila ingin menjadi ideologi yang berdiri sendiri, yang netral dari agama dan berada di atas segala-galanya. Natsir mengatakan dasar negara haruslah sesuatu yang sudah mengakar di masyarakat, dan realitas sejarah membuktikan bahwa Islam sebagai agama yang dianut mayoritas rakyat Indonesia cukup mengakar di masyarakat. Islam mempunyai sumber yang jelas, yang berasal dari wahyu, tidak seperti Pancasila yang mempunyai banyak tafsiran, tergantung pada pandangan filosofis seseorang.
Selain Natsir, Buya Hamka yang juga anggota Masyumi mengatakan bahwa Pancasila dikenal oleh beberapa orang saja, sedangkan sebagian besar penduduk Indonesia menganut dasar yang asli, yaitu Islam.
“Islam adalah dasar yang asli di tanah air kita dan pribadi sejati bangsa Indonesia,” tegasnya. Hamka bahkan berkata,” Pancasila tidak mempunyai dasar sejarah di Indonesia”. Hamka juga menolak pendapat yang mengatakan bahwa Pancasila merupakan landasan bagi semangat proklamasi.
Hamka menjelaskan bahwa sejak abad 19 perjuangan umat Islam untuk kemerdekaan adalah dilatarbelakangi oleh perjuangan untuk menegakkan suatu negara berdasarkan Islam. Perang yang digelorakan Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik Ditiro, Pangeran Antasari, Sultan Hasanudin, dan lain-lain untuk mengusir kolonial Belanda, bertujuan untuk mewujudkan cita-cita negara berdasarkan Islam
“Kamilah yang meneruskan wasiat mereka,” tegas Hamka sambil menyebut orang yang mengkhianati ruh nenek moyang pemimpin terdahulu adalah orang yang menukar perjuangan mereka (para pahlawan, pen) dengan Pancasila.
Dukungan terhadap Islam sebagai dasar negara juga disampaikan anggota konstituante asal Nahdlatul Ulama. KH. Ahmad Zaini misalnya, meragukan Pancasila sebagai dasar yang mempunyai landasan yang kuat dan bisa dijadikan acuan kongkrit bagi kehidupan bangsa ini. Kata Zaini, semboyan-semboyan dalam lima sila Pancasila memang bagus dan menarik, tapi Pancasila tidak mempunyai pedoman untuk mempraktikkan ajarannya itu dengan batas-batas serta saluran-saluran yang kongkrit. Karena itu kata Zaini, semboyan-semboyan dalam Pancasila sulit dibuktikan dengan kongkrit.
Selain Zaini, tokoh NU lain seperti KH Masjkur dan KH Saifuddin Zuhri juga meragukan Pancasila bisa menjadi acuan kongkrit bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Masjkur menyebut Pancasila sebagai formula kosong tanpa arah.
“Pancasila akan menjadi perwujudan orang yang mengisinya. Andaikata Ketuhanan Yang Maha Esa yang tercantum pada sila pertama di dalam Pancasila diisi orang atau golongan yang mengakui bahwa Tuhan adalah batu, maka Ketuhanan Yang Maha Esa akan berisi batu. Kalau diisi oleh orang atau golongan yang mempertuhankan pohon, Ketuhanan dalam Pancasila itu akan berisi pohon,” tegas Masjkur. Sedangkan menurut Zuhri, Pancasila mempunyai banyak kekurangan-kekurangan disebabkan tiadanya kebulatan berpikir. Pancasila sulit untuk bisa diklaim sebagai falsafah dan dasar negara. Posisinya paling tinggi sebagai persetujuan politik bagi aliran-aliran ideologi yang ada.
Belakangan, ucapan Kiai Masykur bahwa Pancasila adalah formula kosong tanpa arah, perwujudannya tergantung siapa yang mengisinya terbukti jelas. Pancasila ditafsirkan secara tunggal dan hegemonik oleh penguasa, untuk kepentingan kekuasaanya. Soekarno menafsirkan Pancasila, maka lahirlah ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) dan Demokrasi terpimpin yang otoriter. Soeharto menfsirkan Pancasila, maka lahirlah istilah “Demokrasi Pancasila” sebuah sistem demokrasi yang menjungkirbalikkan nilai-nilai demokrasi itu sendiri, karena rezim Soeharto menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal bagi bangsa ini. Pancasila, menjadi alat pemerintah yang berkuasa untuk memuaskan syahwat politiknya!

3. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan pancasila sebagaI Dasar negara Indonesia karena nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai luhur yg sesuai dengan kepribadian Indonesia. Selain itu Pancasila juga memiliki kelebihan,yaitu :
a. Pancasila sebagai ideologi terbuka(mengandung nilai dasar,instrumental,& praktis).
b. Pancasila sebagai ideologi reformasi & dinamis.
c. Pancasila sebagai paham Persatuan.
d. Pancasila sebagai paham kebangsaan.

4. Lihat gambar disamping, Berikan analisa Anda mengenai masalah rasisme di Amerika Serikat? Mengapa hal tersebut terjadi? Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, suku bangsa, ras, etnis, agama, maupun bahasa daerah, apakah terdapat masalah rasisme di Indonesia? Dengan menggunakan perspektif nilai-nilai Pancasila berikan rekomendasi/solusi Anda terhadap masalah rasisme tersebut!

Mengapa isu rasial cukup erat hubungannya di Amerika Serikat? Sejak tahun 1990-an, Minnesota banyak didatangi para imigran dari Somalia, Kamboja, Etiopia, Laos, dan juga Meksiko. Merujuk data sensus kependudukan, Minneapolis adalah kota dengan warganya yang terdiri dari sekitar 60 persen warga berkulit putih, 20 persen warga berkulit hitam, 10 persen warga Latin, dan 6 persen warga Asia.
Sejarah rasisme telah mencatat berbagai perlakuan diskriminasi di Amerika terutama di Kota Minneapolis sejak awal 90-an. Namun bukan berarti pada saat ini isu rasial sudah teratasi. Beberapa warisan kebijakan yang mendiskriminasi orang kulit berwarna dinilai masih ada di beberapa kota di Amerika. Seorang ilmuwan politik di University of Minnesota bernama Lawrence R Jacobs mengungkapkan bahwa sejarah rasisme telah terjadi di Amerika sejak waktu yang sangat lama.
Menurutnya beberapa contoh kebijakan rasial yang masih dapat ditemukan sampai saat ini adalah adanya pembagian wilayah secara sistematis. Beberapa pembagian wilayah ini meliputi pembagian lingkungan untuk tempat tinggal, sistem pendidikan, sistem transportasi dan juga beberpa akebijakan kepolisian. Media BBC menyebut bahwa Amerika mulai mengalami turbulensi rasial dan kerusuhan sipil yang paling luas sejak aksi massa pasca-pembunuhan Martin Luther King pada 1968.

Kemerdekaan Indonesia diraih dari tetesan darah dan keringat para pendiri bangsa. namun, Pancasila lahir bukan untuk kelompok atau golongan tertentu serta bukan untuk agama tertentu dan untuk satu etis saja. Tetapi Pancasila lahir lahir untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Karena kemerdekaan Indonesia untuk seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai dengan Merauke.

Menjadi catatan penting disini sebagai bahan evaluasi agar pemerintah menindak tegas isu atau institusi yang bertentangan dengan Pancasila tentu ditertibkan untuk mengembalikan kejayaan bangsa secara otomatis akan terwujud dengan adanya semangat Pancasila.


0 komentar:

Posting Komentar

Followers