Autonomous System (AS) Dan Autonomous System Number (ASN)

Selasa, 29 September 2015

|
Autonomous System atau yang disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari satu atau lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan jaringan lokal pada eXchange Point. Autonomous System Number atau yang disingkat ASN adalah nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain. Protokol routing eksterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk saling bertukar informasi antara jaringan.
Konsep munculnya Autonomous System untuk mengantisipasi perkembangan jaringan yang terus bertambah besar, struktur jaringan internet yang berbentuk hierarki maka internet dibagi dalam suatu autonomous system (AS). Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran dan pengumpulan informasi routing sendiri. Protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi 

dalam AS adalah Interior Routing Protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian disampaikan AS lain dalam bentuk reachability information. Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS tersebut dan menjadi indicator terhubungnya AS ke internet.


Perbedaan antara Intra Domain Routing dan Inter Domain Routing
Intradomain Routing
         Routing ini berjalan dalam sebuah Autonomous System
         Mengabaikan Internet di luar Autonomous System tersebut, jadi hanya memperhatikan koneksi yang berada dalam Autonomous System saja.
         Protokol yang biasa digunakan dalam  Intradomain routing adalah Interior Gateway Protocol atau IGP
         Protokol yang populer digunakan untuk Intra Domain Routing adalah
        RIP : Routing Information Protocol menggunakan distance vector merupakan protocol sederhana dan sudah lama digunakan.
        OSPF : Open Shortest Path First menggunakan algoritma shortest path dan lebih baik dari protokol RIP

Interdomain Routing


         Routing ini berjalan antar Autonomous System
         Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi Autonomus System
         Normalnya dalam Interdomain routing terdapat sebuah dedicated router pada tiap Autonomous System yg berfungsi menangani trafik interdomain.
         Protokol yang biasa nya digunakan  interdomain routing adalah Exterior Gateway Protocol atau EGP
         Protokol routing:
        EGP : Exterior Gateway Protocol

        BGP : Border Gateway Protocol merupakan protocol yang sifat nya lebih baru.

Protokol-Protokol yang digunakan dalam Inter Domain Protokol dan Intra Domain Routing:

1.   RIP (Routing Information Protokol) 
Routing jenis ini termasuk dalam protocol distance vector, dimana protocol distance vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui routing kea rah diri sendiri dan dianggap buta karena tidak mengetahui topologi jaringan dimana dia berada. Router hanya akan mengirim informasi local ke semua link yang terhubung langsung dengannya (link tetangga). Router yang menerima informasi routing tersebut kemudian menghitung distance vector, menambahkan distance vector dengan metric link tempat informasi tersebut diterima kemudian jika dianggap jalur terbaik maka akan dimasukkan ke dalam entri forwarding table.  Proses pengiriman routing dan penambahan metrik ini akan dikirim lagi ke seluruh antar muka router dalam selang waktu tertentu. Demikian seterusnya setelah semua router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut

Kelemahan dari protocol ini adalah jika dalam sebuah jaringan terdapat link yang terputus. Kemungkinan yang terjadi adalah efek bouncing dimana data hanya kan berputar – putar pada dua router sampai umur (time to live) datagram tersebut habis. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah menghitung sampai tak hingga (counting to infinity) dimana router terlambat menginformasikan bahwa suatu link terputus. Hal ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance vector serta menghitung sampai batas metric maksimum tercapai.


2.      OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF ini menggunakan prinsip link state routing yang sederhana. Sebagai pengganti menghitung route terbaik dengan cara trdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua route yang terbaik dari jaringan ini. Peta tersebut disimpan dalam sebuah basis data. Record-record peta dalam tersebut akan dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link.
Peta dalam basis data tersebut akan kembali diupdate jika dalam sebuah jaringan terjadi perubahan topologi dan akan dikirimkan ke router lain-router lain agar kondisi topologi setiap jaringan tetap terjaga keabsahannya.

3.   BGP (Border Gateway Protokol)
Border Gateway Protocol adalah sebuah inter domain protokol Autonomous System. Fungsi utama sistem BGP adalah untuk bertukar informasi jaringan yang dapat 'dijangkau' (reachability) oleh sistem BGP lain, termasuk di dalamnya informasi-informasi yang terdapat dalam list autonomous system (AS). BGP berjalan melalui sebuah protocol transport, yaitu TCP.

BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-trafik dari sumber berbeda di dalam network multi-home . Tujuan utama BGP adalah untuk memperkenalkan kepada publik di luar network (upsteram provider atau peer) tentang rute atau porsi spasi address yang dimiliki dengan "meminta izin" membawa data ke suatu spasi address tujuan .

0 komentar:

Posting Komentar

Followers